Sejarah Desa Wiau Lapi

Menelusuri jejak perjalanan dan warisan budaya desa kami yang kaya

Asal Usul Nenek Moyang

Wanua Tombasian adalah Wanua pertama yang didirikan oleh suku Tompakewa (Tountemboan) sejak pertemuan pertama di Watu Pinawetengan. Wanua ini didirikan oleh Dotu Kapero, Pandeiroth, Kalangi, dan lainnya.

Kapero adalah Ketua Mahasa pada pertemuan di Watu Pinawetengan. Dari Tombasian lahirlah Kerengis dan Piay pendiri Kayuuwi. Dari Kayuuwi lahir Karisoh, Lalawi, Mangentas, dan Tantereng pendiri Kawangkoan.

Diperkirakan nenek moyang orang Wiau Lapi berasal dari daerah Kiawa, Langowan, dan dari daerah Kumawangkoan lainnya yang berpindah tempat karena kepentingan membuka lahan baru pertanian.

Asal Usul

Kampong Wiya'u

Kampong Wiya'u berdiri pada tahun 1670 dimana Wiya'u diambil dari pohon Kayu Wiyau (kamiri) besar yang ada di kampong ini.

Kepala Kampong:

  • TUMEWANG yang dijuluki LUMAMBOT (1670–1710)
  • WOKAS (1875)
  • ARNOLD KALANGI (1884–1890)

Bukti Sejarah

Ditemukannya batu yang disebut Watu Tumani / Tumotowa, Batu tertanda didirikannya perkampungan. Tumotowa berasal dari kata "Towa" yang berarti "Panggil".

1670

Kampong La'pi

Kampong Lapi didirikan pada Tahun 1679. Kata Lapi diambil dari bahasa yang digunakan penduduk setempat setiap hari dimana dilokasi berdirinya kampong ini memiliki tanah yang subur sehingga Tanaman Milu (Jagung) yang dipanen hasilnya melimpah.

Kepala Kampong:

  • WARANEY (1679-)
  • ABRAM SINAULAN (1841-1864)
  • EGETAN (1864–1879-an)
  • LESAR (1880–1889)

Bukti Sejarah

  • Pernah ditemukan Bejana Gerabah (Kure)
  • Kuburan Tua Orang Lapi nisan tanpa nama dari batu Kuala
  • Makam Dotu Mamusung
1679

Penyatuan Wiya'u dan La'pi

Kampong Wiya'u dan La'pi dipersatukan pada tahun 1890 saat penduduk Minahasa berjumlah 151.000 jiwa. Perselisihan sering terjadi karena perbedaan komunitas dan dialek bahasa.

Atas inisiatif Abram Sinaulan (seorang Guru) dan Arnold Kalangi (tokoh Kampung Wiyau), kedua kampong disatukan dengan kepala desa pertama Arnold Kalangi. Penyatuan ini juga untuk menghindari tekanan dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Bahasa Tountemboan yang digunakan Orang Lapi adalah dialek Matani ai, sedangkan Orang Wiyau menggunakan dialek Makela ai.

1890
Footer